Selasa, 29 Juni 2010

Nabiku Nabi Muhammad

Pada suatu ketika di daerah Madinah ada seorang pengemis buta, yang setiap hari kerjaanya meminta-minta. Ada kebiasaan unik yang dilakukan setiap meminta-minta. Sang pengemis ini selalu mengucapkan Muhammad Pembohong, Muhammad Pendusta. Hal ini selalu dia ucapkan setiap aktifitasnya meminta-minta tersebut.

Ada lagi kebiasaannya yang lain yang selalu dilakukan si Pengemis tersebut setiap hari, yaitu pengemis tersebut sebelum memulai aktifitasnya dipagi hari, selalu mendapat suapan demi suapan sarapan dari seseorang. Kebiasaan ini berlangsung sekian lama. Kemudian suatu hari, pengemis tersebut tidak mendapatkan suapan seperti biasanya, dan pengemis tetap melakukan pekerjaannya dan tidak lupa dengan mengucapkan Muhammad Pendusta, Muhammad Pembohong.

Pada hari kedua dan ketiga orang yang biasa memberikan suapan tidak datang juga. Hingga suatu waktu dipagi hari, ada seseorang yang menyuapi pengemis tersebut lagi. Dan pada suapan kedua setelah suapan pertama pengemis tersebut menepisnya dan itu menyebabkan makanan yang disiapkan tumpah berserakan dan pengemis tersebut mengucapkan kepada penyuap tersebut.

Kamu bukan orang yang biasa menyuapiku! dan orang tersebut bertanya, kok kamu tau kalau aku bukan orang itu? Kamu kan tidak bisa melihat? Pengemis tersebut menjawab. Karena orang yang biasa menyuapiku setiap hari itu melakukannya dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang, dia selalu membelai rambutku dan mengusap dadaku setiap suapan demi suapan yang dia berikan. Dia juga melembutkan makanannya terlebih dahulu, sehingga aku tidak susah mengunyahnya.

Dan penyuap tersebut bilang, benar aku memang bukan orang itu. Dan ketahuilah bahwa orang tersebut telah pergi meninggalkan kita untuk selamalamanya. Siapakah orang itu? pengemis itu bertanya. Ketahuilah bahwa orang yang biasa menyuapimu setiap hari itu adalah orang yang biasa kamu hardik dan kamu tuduh pembohong dan pendusta. Yaitu Muhammad S.A.W. dan saya sendiri adalah syahabatnya Abu Bakar.

Mendengar itu, pengemis tersebut jatuh lunglai dan menangis, hatinya remuk seperti disambar petir di siang bolong. Rasa penyesalan dia rasakan begitu dalam. Setelah itu pengemis tersebut mengucapkan

Laa ilaaha illaallaah Muhammadarrasuulullaah

Dan masuk islam dan mengakui segala ajaran Nabi Muhammad S.A.W.

ALLAHUAKBAR..

Kamis, 24 Juni 2010

Satu Lagi yang bisa mendatangkan Uang dari internet.

Web ini bisa menghasilkan uang yang langsung dikirim ke rekening kamu. Ini link'nya www.bigextracash.com/aft/be60a73c.html ato kamu bisa langsung daftar disini. Dengan mendaftar dan beraktifitas di account yang udah kamu daftarin, kamu bisa mulai menambang penghasilan dari sini. O iyah uang yang diberikan dalam bentuk dollar. So buat kamu2 yang tertarik dengan uang yang didapet dari internet Gud Luck yahh..It's will make you more rich...

Senin, 21 Juni 2010

Mencermati Kepemimpinan Rasulullah SAW

"Sesungguhnya terdapat dalam diri Rasul teladan yang baik bagi yang mengharapkan (ridha) Allah dan ganjaran di hari kemudian." (QS. Al-Ahzab : 21).

Keteladanan Rasulullah dalam memimpin tak diragukan lagi. Tindak-tanduk dan sepak terjang beliau dalam memimpin merupakan cermin pribadi mulia. Sebagai sosok pemimpin, beliau selalu mengedepankan nilai akhlak. Tataran ini kerap menjadi panutan generasi di masa dan sesudahnya.

Tataran akhlak yang ditampilkan Rasulullah bukan saja menjadi perisai kepribadian, melainkan juga mampu meluluhkan kekerasan hati siapa pun yang memusuhinya. Itulah sebabnya, Rasulullah dapat dikategorikan sebagai manusia istimewa. Keistimewaaan ini merupakan muara penyebarluasan rahmat bagi alam semesta.

Keistimewaan yang ada dalam diri Rasulullah dapat kita selusuri dari rangkaian ayat-ayat Al-Qur'an. Pada Al-Qur'an, kita temukan para nabi sebelum nabi Muhamad SAW selalu diseru oleh Allah SWT dengan nama-nama mereka, "Ya Adam..., Ya Musa..., Ya Isa..., dan sebagainya.

Tetapi terhadap nabi Muhamad SAW, Allah sering memanggilnya dengan panggilan kemuliaan, seperti "Ya ayyuhan Nabi..., Ya ayyuhar Rasul..., atau memanggilnya dengan panggilan-pangilan mesra, seperti "Ya ayyuhal muddatstsir, atau ya ayyuhal muzzammil (wahai orang yang berselimut)."

Kalau pun ada ayat yang menyebut namanya, nama tersebut dibarengi dengan gelar kehormatan. Perhatikan firman Allah dalam Al-Qur'an surat Ali Imran : 144, Al-Ahzab : 40, Al-Fath : 29, dan Al-Shaff : 6.

Dalam kaitan ini dapat dipahami mengapa Al-Qur'an berpesan kepada kita pada saat memanggil nama Rasul jangan seenaknya. "Janganlah kamu menjadikan panggilan kepada Rasul di antara kamu, seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian yang lain..." (QS. An-Nur : 63).

Keistimewaan lain yang dapat dipaparkan berkaitan dengan pola kepemimpinan Rasululluh. Pertama, pemimpin yang zuhud. Gambaran ini dapat kita simak dari salah satu riwayat, Rasulullah bersabda, "Tuhanku telah menawarkan kepadaku dengan menukar bukit-bukit di Mekkah menjadi emas. Tetapi aku mengatakan kepadaNya : Ya Allah, aku lebih suka makan sehari dan lapar pada hari berikutnya, jika aku dalam keadaan lapar, maka aku akan mengingatMu. Dan jika aku dalam keadaan kenyang, maka aku pun dapat memujiMu serta bersyukur atas nikmat-nikmatMu."

Kedua, pemimpin yang amanah dan profesional. Rasulullah pernah bersabda bahwa pemimpin adalah pelayan umat. Sikap amanah dan profesional Rasulullah ini diikuti oleh khalifah Abu Bakar. Sebelum menjadi khalifah, Abu Bakar RA adalah seorang pedagang kain, beliau selalu sibuk dengan dagangannya itu. Setelah beliau baru dilantik menjadi khalifah, pada esok harinya dengan membawa beberapa helai kain di tangannya, beliau berjalan menuju pasar untuk berjualan seperti biasa.

Ketika itu beliau berjumpa dengan sahabat Umar RA. Umar bertanya kepadanya, "Mau pergi ke mana engkau?" Abu Bakar RA menjawab, "Saya akan pergi ke pasar." Lalu Umar berkata lagi, "Jika kamu menyibukan diri dalam perdagangan di pasar, maka siapakah yang akan menjalankan tugas-tugas khalifah?"

Kemudian Abu Bakar menjawab, "Lalu bagaimana saya harus membiayai keluarga saya?" Umar berkata, "Marilah kita menjumpai Abu Ubaidah RA (Julukan Rasululllah sebagai penjaga amanah Baitul Mal) agar ia menentukan uang gajimu." Keduanya pun menjumpai Abu Ubaidah RA lalu ditetapkan tunjangan gaji bagi Abu Bakar sama dengan yang biasa diberikan kepada seorang Muhajirin, tidak kurang dan tidak lebih.

Pada suatu hari, istrinya berkata kepada Abu Bakar RA, "Saya ingin membeli sedikit manisan." Abu Bakar menjawab, "Saya tidak memiliki uang yang cukup untuk membelinya." Istrinya berkata, "Jika engkau ijinkan, saya akan mencoba untuk menghemat uang belanja kita sehari-hari, sehingga saya dapat membeli manisan itu." Akhirnya Abu Bakar pun menyetujuinya.

Maka mulai saat itu, istri Abu Bakar menabung sedikit demi sedikit uang belanja mereka setiap hari. Beberapa hari kemudian, uang itu pun terkumpul untuk membeli makanan yang diinginkan oleh istrinya. Setelah uang itu terkumpul, istrinya menyerahkan uang itu kepada suaminya untuk dibelikan bahan makanan tersebut.

Namun Abu Bakar berkata, "Nampaknya dari pengalaman ini, ternyata uang tunjangan yang kita peroleh dari Baitul Mal itu melebihi keperluan kita." Lalu Abu bakar RA mengembalikan lagi uang yang sudah dikumpulkan oleh istrinya itu ke Baitul Mal. Dan sejak hari itu, uang tunjangan beliau telah dikurangi sejumlah uang yang dapat dihemat oleh istrinya.

Ketiga, Nabi SAW pemimpin yang dicintai Allah. Ada perbedaan yang signifikan antara sikap Allah terhadap kepemimpinan Nabi SAW dengan kepemimpinan Nabi-nabi sebelumnya. Perbedaan sikap itu dapat kita temukan dari beberapa ayat Al-Qur'an. Salah satu contoh. Nabi Musa AS Bermohon kepada Allah menganugerahkan kepadanya kelapangan dada, serta memohon agar Allah memudahkan segala persoalannya. "Wahai Tuhanku, lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah untukku urusanku." (QS. Thaha : 25-26).

Sedangkan Nabi Muhamad SAW memperoleh anugerah kelapangan dada tanpa mengajukan permohonan. Perhatikan firman Allah dalam surat Alam Nasyrah, "Bukankah kami telah melapangkan dadamu?" (QS. Alam Nasyrah : 1).

Akhirnya, mencermati keistimewaan Rasulullah sebagai pemimpin, seharusnya kita dapat memetik hikmah dari beliau dan diterapkan dalam kehidupan keseharian. Dan apakah nanti pada pemilu 2009. para wakil rakyat yang terpilih dapat melaksanakan amanahnya sesuai anjuran Rasulullah?